WE WISH YOU

Tanggal 3 Maret 1924 (28 Rajab 1342 H), Umat Islam berduka. seorang agen inggris bernama Mustafa Kemal Atturk, kongkalikong dengan pemerintah Inggris, telah “membunuh” Khilafah Islam yang berpusat di Istambul, Turki. Benteng terakhir Umat Islam itupun runtuh berkeping-keping, terkubur dalam jeritan kesunyian.
Sejak itu, jejak sejarahnya pun berusaha terus dihapus. Niat busuk untuk mengaburkan bukti kejayaan Khilafah pun terus menerus didengungkan. Nada sumbang, skeptis dan apatis selalu terdengar seiring dengan bergemanya kembali tuntutan penegakan Khilafah.
Memang, banyak dari kalangan umat Islam yang tidak begitu kenal dengan Khilafah. Bahkan ada saja dari kalangan umat Islam sendiri yang justru memusuhi ide penegakan Khilafah.
Padahal umat sudah muak dengan kebrobokan yang diderita dunia saat ini. Kemiskinan, krisis pangan, kebodohan, keterbelakangan, kemerosotan moral dll, kian hari menjadi akibat diterapkannya sistem Kapitalisme Sekulerisme.

Nyawa umat Islam yang berjumlah 1,5 milyar lebih, begitu murah dihadapan ideologi setan itu. Umat Islam dibantai di Palestina, Irak, Afganistan, Chechnya, Bosnia, dll oleh negara-negara yang mengaku pendekar hak asasi manusia (HAM).
Sampai kapan umat Islam bersabar? Siapa yang bisa menghentikan itu? Satu-satunya cara adalah dengan mempersatukan kembali umat Islam dalam naungan Daulah Khilafah.
Mengapa harus Khilafah?
Sistem kapitalistik yang menaungi masyarakat saat ini hanya mensejahterakan segelintir orang dan memiskinkan mayoritas umat. Padahal negeri-negeri Islam umumnya memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Dengan Khilafah, sistem ekonomi akan menjamin kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) setiap individu rakyat. Pendidikan, kesehatan, keamanan dan transportasi yang merupakan kebutuhan vital rakyat pun diperoleh dengan biaya murah bahkan bisa gratis. Sebab, kekayaan alam seperti emas, minyak, gas, hutan adalah milik umum yang hasilnya diberikan kepada rakyat.
Lebih dari itu, Khilafah adalah tuntutan akidah dan syariat Islam. Kaum Muslim wajib menerapkan semua aturan Allah SWT. Secara total. Dan itu hanya bisa diterapkan bila ada Khilafah Islamiyah. Rasulullah saw, sampai menyebut orang yang mati dalam keadaan dipundaknya tidak ada baiat kepada Khalifah, maka matinya seperti mati Jahiliyah.

Khilafah akan menjamin keamanan rakyat. Penguasa sekuler saat ini, lebih menghambakan diri pada kepentingan penjajah. Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar atau Turki bahkan menyediakan lahan bagi pesawat dan pangkalan militer penjajah untuk lebih gampang membunuh saudara-saudaranya di Irak, dan Afganistan. Sementara Khilafah akan menjaga nyawa rakyatnya. Jangankan nyawa manusia, Khalifah Umar bin Al Khaththab sangat khawatir kalau di perjalanan ada binatang melata yang terperosok karena jalan rusak.
Khalifah juga akan menjaga pertahanan serta keutuhan dan persatuan negeri-negeri Islam. Ketiadaan Khalifah membuat kaum Muslim bagaikan kehilangan penjaga rumah mereka. Akibatnya orang-orang jahat dengan gampang masuk dan membuat kerusakan di negeri-negeri Islam. Ironisnya , orang-orang jahat ini diundang oleh para penguasa muslim sendiri atas nama demokrasi, ,rekonstruksi, pembangunan, investasi, sister city dan lain-lain. Padahal penjajah tersebut mempunyai satu tujuan, yakni mengeksplotasi negeri-negeri Islam.

Khalifah lah yang akan kembali menyatukan umat Islam. Itu pernah terbukti, bukan utopi. Khilafah Islam berhasil menyatukan umat manusia dari berbagai ras, suku bangsa, warna kulit dan latar belakang agama yang sebelumnya berbeda. Semuanya lebur dengan prinsip ukhuwah Islamiyyah. Bagaimana dengan non muslim? Khalifah akan melindungi warga non muslim ahlul dzimmah. Kebutuhan pokok mereka dijamin sebagai bagian dari hak mereka menjadi warga Daulah Islam. Bahkan dulu, pasukan tentara Salib terkejut karena komunitas Nasrani di Yerusalem, salah satu negeri Daulah Khilafah, malah membantu pasukan Islam memerangi pasukan Salib. Terakhir, Khilafah akan menyebarluaskan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Khilafah Islam juga sekaligus akan menghentikan perjuangan para penyebar nilai-nilai liberalisme Kapitalisme seperti sekulerisme, demokrasi, HAM, Pluralisme dan Pasar Bebas yang terbukti telah menjadi bencana besar bagi umat manusia. Demikian yang pernah terjadi sepanjang sejarah KeKhilafahan Islam. Peradapan Islam telah memberikan sumbangan yang luar biasa bagi dunia, baik dari segi nilai-nilai ideologis yang mengatur hidup manusia maupun kemajuan material seperti sains dan teknologi. Dengan demikian sangat masuk akal jika umat Islam kini merindukan Khilafah.

Sumber : Tabloid Mini JEJAK

Tidak ada komentar: